Zaman Keemasan Zinedine Zidane

Perjalanan karir melatih dari Jose Mourinho dan Josep Guardiola, kali ini kita akan membahas profil seorang pelatih lain yang tidak kalah hebatnya, yakni Antonio Conte. Antonio Conte yang lahir tanggal tiga puluh satu (31) bulan Juli tahun seribu sembilan ratus enam puluh sembilan (1969) silam adalah seorang pelatih sepakbola profesional yang dulunya juga merupakan pemain pada masa mudanya yang karirnya kalah mentereng ketimbang sekarang. Antonio Conte bermain pada posisi gelandang tengah ketika masih aktif mengolah si kulit bundar diatas lapangan hijau dan memulai karirnya pada klub lokal di Lecce, Italia sana dan kemudian mampu menjadi salah satu pesepakbola yang paling berpengaruh dan mampu memenangkan berbagai macam gelar serta trofi bersama dengan Juventus. Hal yang sama juga dilakukan olehnya lagi ketika berstatus sebagai pelatih tim dengan julukan Si Nyonya Tua itu.

Selain itu, Antonio Conte juga pernah ditunjuk sebagai kapten Juventus ketika masih aktif bermain dulu dan sanggup memenangkan pergelaran Liga Champions Eropa disamping juga lima gelar jawara serie A Italia disamping penghargaan individual lainnya. Juventus sendiri memang dikenal sebagai klub yang memiliki sejarah panjang dalam dunia sepakbola dan gengsi serta reputasi tersebut masih tetap dipertahankan hingga detik ini. Antonio Conte juga sempat memperkuat tim nasional Italia dan merupakan bagian dari piala dunia tahun seribu sembilan ratus sembilan puluh empat (1994) kemarin dan juga piala euro tahun dua ribu (2000). Pada kedua pergelaran sepakbola ini, tim nasional Italia mampu mendapatkan runner up alias peringkat kedua dan pada kedua partai final tersebut, Gli Azzuri harus bertekuk lutut atas Perancis yang menjadi juara pada zaman keemasan Zinedine Zidane.

Pada musim berikutnya yakni ditahun dua ribu delapan hingga dua ribu sembilan (2008-2009) kemarin, bari yang dilatih oleh Antonio Conte mampu dinobatkan sebagai juara serie B Italia dan mereka berhak untuk dipromosikan ke serie A untuk musim 2009 - 2010 berikutnya. Prestasi memuaskan ini adalah pencapaian pertama yang mampu dimenangkan oleh Antonio Conte ketika berstatus sebagai pelatih dan dimasa depan tentu rak trofi miliknya akan bertambah. Memasuki bulan Juni tahun dua ribu sembilan (2009) berikutnya setelah beredar rumor yang menghubungkan Antonio Conte yang dikabarkan akan merapat ke Juventus yang saat itu sedang membutuhkan sosok pelatih selama berminggu - minggu lamanya, pelatih yang sempat menukangi Chelsea ini menyetujui perpanjangan kontrak secara prinsip untuk tetap bertahan di bari guna menyongsong musim perdana mereka berlaga di serie A Italia.

Akan tetapi pada tanggal dua puluh tiga (23) bulan Juni berikutnya, bari mengumumkan kepada pihak media bahwa perpanjangan kontrak yang ditandatangani oleh Antonio Conte akhirnya dimatikan atas dasar persetujuan kedua belah pihak. Pemutusan kontrak seperti ini bukanlah hal yang baru lagi didunia lantaran kerap terdapat kepentingan - kepentingan yang menyangkut keduanya yang memang perlu diselesaikan secepat mungkin seperti Jose Mourinho dengan Chelsea. Pelatih Juventus saat itu, Claudio Ranieri ditendang oleh pihak manajemen klub berjuluk la Vecchia Signora atau si nyonya tua tersebut dan disini lagi-lagi Antonio Conte dikabarkan menjadi pengganti yang potensial lantaran prestasi dan pencapaiannya yang cukup memuaskan bersama dengan bari sebelumnya. Disini baik pihak Juventus maupun Antonio Conte sendiri tidak mengkonfirmasikan kabar apa-apa dan tetap melanjutkan kegiatan mereka seperti biasa.